Jakarta, – “Dis-moi ce que tu manges, je te dirai ce que tu es” yang artinya Katakan padaku apa yang kamu makan dan aku akan memberitahumu siapa dirimu sebuah tulisan karya seorang pengacara Perancis Anthelme Brillat-Savarin pada tahun 1826 menjadi sebuah gagasan bahwa untuk menjadi bugar dan sehat Anda perlu makan makanan yang baik.
Makan adalah suatu kegiatan mengkonsumsi makanan atau minuman yang biasanya untuk menyediakan sumber energi bagi makhluk hidup dan memungkinkan pertumbuhan. Berkaca dari ungkapan dan gagasan tersebut maka Perkumpulan Kita Alumni Satu 77 (KIAS77) menyelenggarakan penyuluhan kesehatan bertemakan “You Are What You Eat” bagi para siswa/i SMPN 1 Cikini bertempat di Bangsal SMPN 1 Cikini, Jum’at (08/09/2023).
Ketua Kita Alumni Satu 77 (KIAS77), Larry Mucharam, mengatakan ide ini berawal dari bincang-bincang dengan beberapa alumni yang bergerak di bidang kesehatan.
“Beberapa alumni SMPN 1 Cikini dari angkatan 77 merupakan dokter dengan berbagai spesialisasi dan beberapa juga menjadi pimpinan di bidang kesehatan dan institusi kesehatan baik sebagai regulator, pendidik maupun pelaksana. Setelah berdiskusi akhirnya memutuskan akan Napak Tilas di almamater dengan menggelar penyuluhan kesehatan,” ujar Larry.
Di tempat yang sama Kepala Sekolah SMPN 1 Cikini Jakarta, Tri Puji Hartono, mengucapkan terima kasihnya kepada para alumni yang masih peduli dengan sekolahnya walaupun sudah lebih dari 40 tahun berlalu.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para alumni, khususnya Bapak Larry sebagai ketua Paguyuban KIAS77 yang sudah memprakarsai diskusi kesehatan ini. Juga kepada pembicara dr Amaranila Lalita dan dr Fery Lasemawati baik sebagai alumni maupun sebagai wakil dari GEMASS (Gerakan Makan Sehat Anak Sekolah) Indonesia. Sebuah diskusi kesehatan yang benar-benar berguna untuk warga sekolah, mulai dari siswa, guru, karyawan, komite sekolah dan penyewa kantin. Karena selama ini bila berbicara pendidikan kita lebih banyak berbicara mengenai mutu dan kurikulum pendidikan. Tidak ada bahkan sangat jarang yang menyinggung mengenai pentingnya asupan gizi bagi keberlanjutan dunia pendidikan itu sendiri,” ujar Tri.
Lebih lanjut Tri berharap kegiatan yang dipelopori oleh para alumni ini terus berlanjut.
“Hal ini sebagai salah satu upaya kita utk mewujudkan generasi yang cerdas, sehat, dan berprofil Pelajar Pancasila. Semoga kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini,” harapnya.
Tema You Are What You Eat di angkat dalam penyuluhan kali ini karena salah satu poinnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan berbunyi tentang ketersediaan sarana kantin sekolah untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan (Bab VII, Pasal 42 Ayat 2). Juga dalam Permen Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana juga dinyatakan bahwa bangunan sekolah harus memenuhi persyaratan kesehatan,
Berdasarkan peraturan tersebut di atas, maka ketersediaan kantin sekolah merupakan suatu hal yang dibutuhkan untuk mendukung penyediaan makanan yang sehat dan menyehatkan bagi peserta didik.
Menurut dr. Amaranila Lalita Drijono, Sp. DVE, yang juga merupakan anggota KIAS77, dalam paparannya mengatakan, makanan sehat juga termasuk di dalamnya minuman di kantin sekolah, merupakan asupan gizi yang dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang siswa.
“Makanan sehat tidak semata-mata berbicara tentang apa yang di masak tetapi termasuk adalah bagaimana cara mengolah dan menyajikan makanan tersebut,” ujar dr Nila, biasa ia di sapa dan kebetulan pula inisiator dari GEMASS Indonesia yang merupakan kegiatan sosial dari lulusan FKUI 87/88.
Salah satu cara mengolah makanan yang tetap bisa mempertahankan kandungan nutrisi yang baik adalah dengan mengukus. Di kutip dari Internasional Journey of Gastronomy and Food Science,
dikatakan dalam tinjauan literatur yang tersedia mengungkapkan bahwa mengukus adalah cara memasak yang lebih aman dalam hal retensi kandungan bioaktif sayuran dibandingkan dengan merebus, menggoreng, dan menggunakan microwave. Akan tetapi pada kenyataannya hampir di semua kantin sekolah mayoritas jenis makanan yang tersedia ialah dalam bentuk gorengan. Padahal dengan menggoreng kandungan gizi semisal protein akan banyak berkurang, bila yang dimasak ikan laut maka kandungan Omega-3 nya yang amat penting bagi pertumbuhan otak manusia akan hilang dalam proses menggoreng (deep frying). Hal tsb antara lain yang jadi keprihatinan KIAS77 hingga menggelar penyuluhan kesehatan ini.
Selain membahas tentang pengolahan masakan, dr Nila juga membahas mengenai ketersediaan dan kebiasaan mengkonsumsi air putih di lingkungan sekolah.
“Air putih adalah bahan konsumsi yang masuk dalam Kebutuhan Gizi Seimbang seseorang. Kebutuhan sehari ditentukan oleh usia, aktivitas, kondisi fisik dan iklim. Siswa selama Senin sampai Jumat ada di lingkungan sekolah dari jam 06.30 – 15,00 tentu membutuhkan lebih dari satu botol minuman yang mereka bawa apalagi bila habis berolahraga. Sementara minuman yang tersedia di kantin sekolah lebih banyak air yang berwarna dan berasa (manis-manis)” ujar dr Nila.
Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan, dikatakan kebutuhan harian air putih yang disarankan yaitu sekitar delapan gelas berukuran 230 ml per hari atau total 2 liter. Selain dari minuman, makanan juga dapat memberikan asupan cairan pada tubuh yaitu sekitar 20%. Kebutuhan ini tentu akan bertambah bila siswa ada pelajaran olahraga atau kegiatan ekskul lainnya.
Mantan ketua kelompok studi Dermatologi Laser Indonesia ini lebih lanjut menjelaskan akibat kekurangan minum air putih akan berdampak pada kesehatan tubuh.
“Saat ini gagal ginjal dan sakit gula (kencing manis/diabetes melitus) kita masih masuk tertinggi di ASEAN. Penyakit-penyakit ini tidak hadir begitu saja dalam semalam, butuh waktu perkembangannya yang umumnya dimulai dari gaya hidup yang kurang sehat sejak usia anak, semisal seringnya mengkonsumsi makanan minuman tinggi kalori (manis, lemak jenuh tinggi, makanan miskin gizi seperti gorengan). Komplikasi dari penyakit kencing manis ini amat banyak dan bagai musuh dalam selimut, karena sering tidak disadari oleh si penderita (tanpa gejala awal yang jelas). Tiba-tiba sudah divonis gagal ginjal, atau stroke usia muda hingga kebutaan mata. Dan kini penyakit-penyakit tsb semakin banyak kita dapatkan di usia remaja atau dewasa muda di usia produktif mereka. Tentu hal ini akan menjadi beban keluarga dan masyarakat. Belum lagi masalah kurang gizi terselubung (hidden hunger) pada anak-anak remaja yang pertumbuhannya sedang sangat pesat namun asupan gizinya amat kurang, karena makan asal kenyang saja tanpa melihat kandungan gizi yang dikonsumsinya. Kekurangan gizi khususnya micro-nutrient itu sulit dilacak karena terjadi bertahun-tahun tak disadari oleh baik anak maupun keluarga. Anak tersebut masih bisa mengikuti kegiatan sekolah dan sering masih bisa mendapatkan nilai akademis yang baik. Namun seiring waktu, dengan usia yang bertambah, kekurangan menahun tersebut melemahkan daya tahan tubuh anak sehingga lebih mudah terserang penyakit dan melemahkan kemampuan otak dalam berpikir analitik/kemampuan belajar. Sehingga kami melihat kantin sehat sekolah bisa dibilang suatu langkah strategis untuk mewujudkan generasi sehat bangsa melalui penyediaan makanan minuman bergizi seimbang, karena anak-anak menghabiskan waktu mereka dari usia 6-18 tahun lebih banyak di sekolah yaitu 5 hari dalam seminggu. Kamipun menyoroti kebiasaan kurang minum air putih di anak-anak usia sekolah ternyata diakibatkan oleh antara lain maraknya minuman kemasan atau minuman manis yang lebih menggoda yang tersedia sebagai pilihan yang merajai antara lain kantin sekolah. Karena itulah kami di KIAS77 berinisiatif membantu ketersediaan air putih untuk siswa di sekolah dengan menyumbangkan beberapa dispenser dan galon air gratis untuk siswa setelah olahraga atau ekskul, dan dispenser untuk kantin agar vendor kantin menjual air putih,” jelas dr Nila.
Sementara itu, Angel, siswi kelas VIII yang mengikuti penyuluhan juga menyampaikan terima kasihnya atas terselenggaranya acara ini. Angel yang di dampingi dua orang temannya mengatakan kegiatan hari ini sangat baik termasuk juga pemberian fasilitas air putih.
“Penyuluhan dan diskusi tadi itu sangat bermanfaat, apalagi ketika acara tanya jawab dapat menambah pengetahuan baru. Aku pernah sampai harus di infus karena dehidrasi akut ketika kelas VII karena ketersediaan air putih sangat sedikit di kantin,” ujar Angel.
Angel dan teman-temannya saat ini selalu bawa bekal dan tumbler sendiri, sehingga ia bisa mengisi ulang air putih sebanyak 2-3 kali yang difasilitasi para alumni.
Bak gayung bersambut, Disdik DKI sangat mengapresiasi kegiatan KIAS-77 ini dan langsung mencanangkan “Gerakan minum air putih sehat bagi Siswa didik di DKI” dan berharap SMPN 1 Cikini bisa sebagai role model.
KIAS77 adalah sebuah paguyuban para alumni SMPN 1 Cikini tahun 1977 dan mulai aktif sejak 2012. Saat ini tercatat anggota yang aktif lebih dari 150 orang dengan jumlah pengurus sebanyak 7 orang. Selain penyuluhan yang baru saja berlangsung, KIAS77 juga aktif melakukan berbagai kegiatan seperti pertemuan rutin tahunan, bakti sosial, tali kasih semisal pemberian ponsel untuk beberapa siswa kurang mampu ketika Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat Covid-19.
Kedepannya KIAS77 berharap acara ini semakin mendekatkan para alumni angkatan 77 termasuk juga lintas angkatan dan para siswa yang masih menyelesaikan pendidikannya.