BELITUNG TIMUR. Belakangan ini banyak orang mulai lebih melirik dunia usaha ketimbang menjadi karyawan suatu perusahaan. Kesuksesan finansial yang bisa diperoleh dari membangun usaha sendiri mendorong orang untuk memilih memulai usaha mereka sendiri.
Juli Arman Sutejo adalah salah satunya. Berkat tanaman serai, Arman kini jadi pengusaha sukses minyak serai gosok dan wangi di Belitung Timur.
Minyak Serai berlogo Abel, milik Arman ramai diburu pembeli. Mulai dari minyak gosok hingga minyak wangi ada dijual di Toko minyak serai Abel, Kecamatan Gantung, Belitung Timur.
Arman menuturkan, menggeluti bisnis minyak serai ini sejak tiga tahun silam, berawal dari coba-coba hingga akhirnya keterusan karena hasilnya cukup lumayan bagus. ‘Bisa menopang untuk kehidupan keluarga,’kata Arman saat bincang-bincang santai dengan potret-indonesia.com di tokonya, belum lama ini.
Pada awal memulai bisnis minyak serai, lanjut Arman tiap hari produk dagangan minyak serai bisa terjual hingga puluhan botol. ‘Untuk satu botol ukuran 30 mililiter saya jual dengan harga Rp 10 ribu, sedangkan untuk satu botol ukuran 60 mililiter Rp 20 ribu,”ujar Arman.
Namun saat pandemi Covid-19 menerjang Indonesia termasuk di Belitung Timur, kata Arman, usaha minyak serai mulai sepi pembeli sehingga penghasilannya pun mulai berkurang.
“Menjadi pengusaha tak semudah membalik sebelah tangan. Butuh kerja keras dan pantang menyerah,’kata Arman.
Ia lantas tertarik bergabung dan menjadi mitra binaan dari PT Timah Tbk melalui program CSR. ” Sejak 2018 saya gabung hingga sekarang banyak manfaat ia terima mulai dari modal hingga dukungan promosi, terima kasih PT. Timah Tbk,”ucap Arman.
Dari sini lah Arman mulai mengembangkan usaha bisnis minyak serai dengan bermacam-macam produk seperti freshcare, minyak wangi, sabun dan minyak gosok.
“Khusus minyak serai gosok ini laku keras, pemasaran hingga ke ibukota Kabupaten Belitung yaknj Tanjungpandan,” tuturnya.
Dalam mempromosikan dagangannya, Arman tak lupa juga menjual produk minyak serai merk Abel melalui toko online, toko oleh-oleh di Belitung dan media sosial.
CSR PT. Timah Tbk Bersifat Merangkul
Harapan saya kedepan, CSR PT. Timah Tbk kembali pada model lama, karena dengan model baru yang sekarang bunga agak tinggi sebesar 6 persen.
“Kalo dulu kita pinjam dari CSR PT. Timah Tbk bunganya cuma 3 persen tapi dengan model baru sekarang bunganya naik jadi sebesar 6 persen dengan jangka waktu tiga tahun,” imbuhnya.
Arman mengakui, CSR model lama itu memang sangat mendukung dan membantu daripada kita pinjam ke bank, belum kena bunga dan ada denda juga. Sedangkan CSR PT. Timah Tbk ini tidak memberatkan kami dan pelaku UMKM lainnya.
Sebagai binaan PT. Timah Tbk, lanjut Arman bagaimana ngumpul bukan hanya bentuk promosi tapi juga bentuk memfasilitasi sampai kami mandiri. Bukan hanya pendanaan tapi pembinaan secara luas dan abstrak, dalam arti pembinaan itu dalam bentuk pelatihan atau memfasilitasi sampai perijinan. “Banyak hal yang harus kita tangkap, bukan hanya sekedar pinjam duit terus lepas,” tandasnya.
Arman kembali mengatakan, bermitra dengan CSR PT Timah mulai dari tahun 2018 dengan mendapatkan dana sebesar Rp 50 juta di tahun pertama. “Dana tersebut saya kelola untuk pengembangan usaha, dan alhamdulillah dilihat oleh PT Timah perkembangannya bagus sehingga disarankan untuk mengajukan lagi pada tahun kedua,” ujarya.
Menurut Arman, CSR PT.Timah Tbk bersifat merangkul para pelaku UMKM. PT Timah Tbk melihat UMKM mana yang layak diberikan bantuan dengan cara disaring (filter) termasuk sumber daya manusia (SDM) juga perlu dibina, jadi jangan produksi saja?
“Mudah-mudahan PT Timah Tbk bisa terus membantu UMKM baik untuk permodalan, pemasaran dan membantu kendala lain yang dihadapi UMKM di Belitung Timur khusunya,’tutup Arman. (Tim)