ACARA DI UGM JADI PANGGUNG GANJAR

Oleh : Rika Sudjiman

Ganjar Pranowo sukses menjadi bintang di acara Mata Najwa tanggal 19 September 2023 kemarin. Dengan tema diskusi “Bacapres bicara gagasan”, bisa dikatakan dalam hal menjawab semua pertanyaan yang ditanya tokoh akademis dari UGM, maupun mahasiswa yang hadir saat itu. Jawaban dan pemaparan gagasannya yang paling dianggap publik lebih solutif.

Hal ini bisa dilihat dari perbedaan yang mencolok diantara ketiga bacapres itu, yakni jika seorang Anies hanya berbicara yang muter dan tidak konkret seperti menyoroti indeks kebebasan berpendapat di Indonesia yang dirasa sedang bermasalah dengan memberi skor lima dari sepuluh angka. Sementara penilaian yang dia pakai hanya pada istilah yang sering muncul dimasyarakat seperti wakanda dan konoha.

Anies juga berbicara pemerataan akses masyarakat yang adil dan makmur, anies tidak menjabarkan hal konkret apa yang akan dia lakukan jika terpilih. Justru kebijakan yang diambil hanya normatif. Hanya sekedar menaikkan dan meningkatkan anggaran. Tetapi tidak menjabarkan secara detil seperti apa langkah-langkahnya. Bahkan bisa dibilang apa yang dia ucapkan hanya teoritis.

Hal yang lebih normatif dan tidak kreatif justru gagasan yang disampaikan oleh bacapres gerindra Prabowo Subianto. Justru hampir semua kebijakan yang dia paparkan hanya terkesan meniru dan coba meneruskan apa yang sudah dikerjakan presiden Jokowi. Dan hal yang lebih lucu saat gagasan yang disampaikan Prabowo adalah ketika dia ingin melanjutkan program pembagian kartu sakti yang menjadi andalan pemerintahan presiden Jokowi.

Sesuatu yang justru saat kampanye pilpres pada 2019 lalu menjadi bahan olok-olok dan nyinyiran Prabowo dan tim kampanyenya. Sebaliknya hari ini justru dipakai oleh Prabowo untuk kampanye. Selain itu, koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto juga mengaku memiliki program makan siang dan susu gratis di sekolah jika terpilih menjadi presiden. Kebijakan yang memang kontroversi dan mendapat banyak kritik. Terutama anggaran yang dipakai tidak sedikit yakni sekitar 400 triliun lebih.

Anggaran sebesar itu seharusnya mampu dipakai untuk meningkatkan ekonomi melalui produktivitas SDM dan membangun infrastruktur. Justru malah dianggarkan untuk kebijakan yang konsumtif dan terkesan memanjakan masyarakat. Apalagi dalam acara kemarin, sangat terlihat jelas kalau Prabowo sangat tidak siap dalam adu gagasan. Terbukti beberapa kali pertanyaan ditanyakan oleh audiens dijawab ngawur dan tidak nyambung.

Contoh seperti ada pertanyaan yang ditujukan ke prabowo seputar masalah mental health yang dialami anak muda jaman sekarang. Prabowo hanya menjawab masalah itu hanya terletak pada gizi dan asupan makanan yang diterima masyarakat kita. Melihat jawaban yang ngawur dan nyeleneh itu, beberapa audiens hanya bisa tertawa dan tidak sedikit yang menggelengkan kepala.

Dan dari ketiga bacapres yang hadir dalam acara itu, mungkin hanya seorang Ganjar Pranowo yang berbicara secara detil dan spesifik, yang mengarah langsung pada permasalahan bangsa ini. Yakni kemiskinan, hilirisasi dan penguatan KPK. Ganjar secara detil memberikan terobosan mengentaskan kemiskinan, yakni dengan memberikan sekolah gratis pada siswa dan anak kurang mampu. Yang nantinya hasil dari pendidikan itu bisa menciptakan SDM unggul dan diterima di dunia kerja.

Dan terbukti dari tahun 2014 sampai sekarang, program sekolah gratis ini mampu menyekolahkan ratusan anak dan saat ini telah mampu menjadi tulang punggung keluarga. Dalam hal hilirisasi, Ganjar Pranowo melihat aspek ini adalah salah satu syarat penting bagi kemajuan Indonesia di masa depan. Menurutnya hilirisasi yang dilakukan wajib menuju industri kelas dunia dan mengembalikan alam Indonesia menjadi jauh lebih baik.

Dalam komitmen penguatan KPK Ganjar mengungkapkan KPK harus dikuatkan, bukan dilemahkan tapi dengan regulasi yang tegas dan nyata. Dengan revisi regulasi tersebut, Ganjar berharap KPK menjadi lembaga yang semakin kuat di dalam memberantas praktik korupsi di Indonesia. Dan komitmen penguatan KPK itu pun banyak dipuji dan diapresiasi oleh mahasiswa yang hadir pada acara itu. Karena mereka menilai program Ganjar ini bagus, dan layak didukung.

Jadi jika melihat pemaparan bacapres yang sudah memaparkan gagasannya saat acara itu. Bisa dikatakan hanya Ganjar yang lebih detil, bahkan bisa dibilang lebih solutif dalam memberikan terobosan yang mampu diterima publik. Apalagi diantara gagasan yang baru akan direncanakan bacapres lain, justru Ganjar Pranowo sudah melakukan hal itu, dan dia terapkan selama menjabat Gubernur Jateng.

Jadi tidak salah pengamat dan publik yang mengatakan kalau acara Mata Najwa di UGM kemarin, adalah panggung besarnya Ganjar Pranowo.