Ritual, Sawah, dan Suara Alam: Ekspresi Baru Putu PW Winata di Art Jakarta 2025

Jakarta — Seniman abstrak asal Bali, Putu PW Winata, akan menampilkan karya terbaru bertajuk “Melukis Suara Alam Pagi Jatiluwih” pada ajang seni bergengsi Art Jakarta 2025, yang digelar 3–5 Oktober di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Kurator Arif Bagus Prasetyo menggambarkan karya Winata bukan sekadar lukisan alam, melainkan ekspresi perasaan mendalam tentang alam itu sendiri.

Dalam dua tahun terakhir, lulusan ISI Yogyakarta ini melakukan studi intensif di Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali — sebuah kawasan persawahan berterasering yang diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO. Ia berdiskusi dengan tokoh adat, pengelola subak, hingga masyarakat lokal untuk memahami tradisi, ritual pertanian, dan tantangan modernisasi yang kini dihadapi desa tersebut.

Proses itu melahirkan lebih dari 120 karya, termasuk 72 lukisan di kanvas dan 48 karya di atas kertas daur ulang, yang telah dipamerkan di berbagai kota, dari Bali, Yogyakarta, Jakarta, Thailand, hingga New York.

Namun, Winata merasa medium lukis belum cukup. Ia pun menggarap karya lintas media berupa video dokumentasi, menampilkan proses melukis langsung di tengah hamparan sawah Jatiluwih saat matahari terbit. Video tersebut berkolaborasi dengan komposer Ary W Palawara dari Palawara Music Company, yang menghadirkan harmoni paduan suara magis untuk menyatu dengan visual.

Di Art Jakarta 2025, karya-karya ini akan dipresentasikan oleh D Gallerie, membawa pengunjung menyelami perjalanan artistik Winata di “pematang-pematang” Jatiluwih.

Untuk informasi lebih lanjut dan karya lengkap, publik dapat mengikuti akun Instagram @putuwinatafineartstudio dan @winataputu_27, atau mengunjungi situs resmi www.putuwinata.com.