PT. Hayyu Pratama Kaltim Santuni Anak Yatim dan Dhuafa

Samarinda, potret-indonesia.com – Di tengah krisis pandemi Covid-19 melanda seluruh negara yang mengakibatkan dampak pada perekonomian khususnya masyarakat Indonesia tidak stabi.

Hayyu Mart berada di jalan M. Yamin disamping jalan Agus Suwandi Kota Samarinda ini menyediakan bahan pokok dibawah harga pasar. “Hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat ekonomi menengah ke bawah,” tutur Sulasno pemilik perusahaan (19/11/2020).

Kehadiran Hayyu Mart Group di masa Covid-19 merupakan tantangan buat kami, walaupun membantu tidak secara langsung tapi memberi kemudahan dan kemurahan dengan tujuan agar ekonomi masyarakat terjangkau. 

Hayyu Mart akan menjadi pusatnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Borneo Economic Empowerment Center Kalimantan Timur, menampung hasil karya masyarakat industri rumah tangga yang berbentuk makanan akan kita kelola dan dipasarkan.

Disamping itu, kami juga memiliki pabrik air mineral yang airnya sudah demineral bukan mineral lagi dan jelas merk “BST” (Berkah Sumber Tirta) diatas standar dari merk lainnya, saat ini kemasannya masih berbentuk gelas.

Menurutnya, kami juga membantu masyarakat seperti majelis taklim maupun berbentuk acara keagamaan islam lainnya dengan menyalurkan air demineral “BST” tersebut secara gratis. 

Hayyu Mart group sendiri bagian dari PT. Hayyu Pratama Kaltim yang bergerak di bidang kontraktor mining dan perusahaan ini sudah lama sejak 2009 telah memiliki program sosial yang merupakan suatu kewajiban untuk membantu anak yatim dan dhuafa.

Kami mengutamakan membantu di sekitar wilayah ini (Hayyu Mart, red) dulu dan tentunya ada syarat anak yatim harus ada akte kelahiran. “Karena program sosial ini diperuntukan usia bayi sampai 15 tahun”.

Usia 15 tahun keatas sudah tidak berkewajiban dibantu lagi maupun disantuni, sebab usia 15 tahun keatas sudah bisa mencari nafkah sendiri.

Artinya yang di jamin Allah usia baru lahir sampai 15 tahun kita santuni, setiap bulannya sebesar Rp. 200 ribu per orang pasti dapat dan saat ini sudah disantuni sebanyak 300 orang lebih, ungkap Sulasno. (Rey)