Kinerja BPPBJ DKI Jakarta Bobrok, Diduga Ada Oknum Pejabat Terima Suap dari Kontraktor Pemenang

JAKARTA, – Badan Pelayanan Pengadaan Barang / Jasa (BPPBJ) Provinsi DKI Jakarta di era kepemimpinan gubernur Pramono Anung dan wagub Rano Karno terus disorot. Tidak ada keterbukaan dan keadilan hingga dugaan oknum pejabat terima suap di penetapan pemenang lelang barang dan jasa jadi penyebabnya.

Transparansi (keterbukaan ) dan pertanggungjawaban yang didengung-dengungkan oleh I Made Sony selaku Kepala BPPBJ Provinsi DKI Jakarta cuma isapan jempol belaka. KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) masih saja terjadi, dan bahkan pemenang lelang proyek telah diatur oleh oknum oknum pejabat BPPBJ DKI Jakarta.

Salah seorang kontraktor yang namanya tidak mau disebutkan kepada potret-indonesia.com menuturkan, percuma ikut lelang proyek di BPPBJ DKI Jakarta kalo tidak punya cantolan ke pejabat dan anggota DPRD, setempat dipastikan kalah. “Ini yang kami alami, awalnya lelang proyek barang dan jasa terbuka, transparan dan bersih dari KKN seperti slogan Pemprov DKI Jakarta, akan tetapi fakta di lapangan sangat berbeda. Campur tangan oknum pejabat dan anggota dewan masih kuat jadi penentu seseorang kontraktor yang setor uang besar dimuka otomatis sebagai pemenang lelang proyek,”ujar kontraktor itu kesal.

Dia mendesak gubernur Pramono Anung mengkorscek kinerja Kepala BPPBJ I Made Sony, dan menganulir pemenang lelang proyek pelaksanaan pekerjaan fisik rehabilitasi JKB 005 di Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, karena ada dugaan ada oknum pejabat lBPPBJ Provinsi DKI Jakarta menerima suap dari salah seorang peserta lelang hingga jadi pemenang proyek di Jakbar tersebut.

“Kami punya bukti, dan kami siap laporkan dugaan suap oknum pejabat BPPBJ Provinsi DKI Jakarta ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) biar oknum tersebut dipenjarakan,”pungkas kontrdaktor.

Awal kisruh lelang proyek pelaksanaan pekerjaan fisik rehabilitasi JKB 005 yang berlokasi Binaan Meruya Ilir, Kelurahan Meruya Utara , Kecamatan Kembangan Jakarta Barat ini , tidak lepas dari tidak adanya transparansi dan keterbukaan dari pihak BPPBJ Provinsi DKI Jakarta. Hal ini berdasarkan 15 peserta lelang proyek (dokumen terlampir-red) yang ikut tender, salah satu PT. Bangun Trubus Karya telah ajukan penawaran sebesaRp. 4.501.500.00 (empat miliar lima ratus satu juta lima ratus rupiah ) atau 81 persen dari pagu anggaran proyek tersebut. Sementara PT. Mikelo Gemilang Utama hanya ajukan tawaran 80 persen lebih kecil dari PT. Bangun Trubus Karya juga belum dipanggil untuk klarifikasi terkait apakah menang atau kalah lelang proyek di Kembangan tersebut.

“Kami sebagai peserta lelang proyek di pimpong kesana kemari oleh BPPBJ Provinsi DKI Jakarta’ dan kami curiga ada sesuatu dibalik penundaan pengumuman pemenang lelang proyek di Kembangan, dan bahkan sudah 5 (lima) kali tertunda, ada apa dengan BPPBJ,”pungkas kontraktor peserta lelang proyek di Kembangan tersebut.

Reporter : Waluyo