KARAWANG – Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Karawang bersiap menorehkan babak baru dalam sejarahnya. Melalui Pelantikan Pengurus dan Rapat Kerja Periode 2025–2028, organisasi bela diri kebanggaan Karawang ini menyalakan semangat baru menuju pencak silat yang lebih modern, berprestasi, dan berkarakter budaya.
Acara penting yang tertuang dalam surat undangan resmi bernomor 018/IPSI-KRW/2028 ini bukan sekadar seremoni pergantian kepemimpinan, melainkan tonggak transformasi besar bagi dunia pencak silat Karawang.
Pasca suksesnya Musyawarah Kabupaten Luar Biasa (Muskablub) yang melahirkan nahkoda baru, seluruh jajaran IPSI kini fokus menyiapkan langkah strategis untuk melesat ke level nasional.
Target Berani: Dua Medali Emas dan Revolusi Pembinaan
Ketua IPSI Karawang menegaskan, periode kali ini bukan saatnya berjalan di tempat. Ia menargetkan dua medali emas dari ajang olahraga bergengsi sebagai pembuktian kebangkitan IPSI Karawang.
Namun ambisi besar ini, katanya, hanya bisa dicapai melalui program kerja inovatif dan terukur, yang keluar dari pola pembinaan konvensional.
“Ini bukan soal rutinitas latihan, tapi soal bagaimana kita membangun sistem pembinaan yang profesional, berbasis data, dan berorientasi hasil,” ujarnya.
Dewan Penasehat Soni: “Pencak Silat Jangan Diperlakukan Sebelah Mata”
Dewan Penasehat IPSI Karawang, Soni, menyerukan pesan tegas kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan KONI Karawang agar menghentikan perlakuan berbeda terhadap cabang olahraga pencak silat.
Menurutnya, pencak silat bukan hanya olahraga potensial, tapi juga warisan budaya luhur yang pantas mendapat perhatian dan dukungan penuh.
“Untuk bisa berkiprah di level lebih tinggi, pencak silat Karawang tidak boleh puas hanya di lima besar. Kita harus melompat!” serunya.
Soni menegaskan, pencak silat memiliki basis massa kuat dan potensi medali besar, namun kerap terhambat karena minim dukungan finansial.
Ajakan Kolaborasi dan Kepedulian Bersama
Soni menilai, momentum pelantikan ini adalah saat tepat untuk melakukan “lompatan kuantum”. Ia menekankan pentingnya kolaborasi total antara IPSI, Pemda, KONI, dan seluruh elemen masyarakat.
“Kalau tidak ada dukungan nyata dari pemerintah daerah, sulit rasanya melangkah lebih jauh,” ujarnya.
Ia pun menyerukan agar pencak silat ditetapkan sebagai cabang olahraga unggulan, sepadan dengan potensinya dalam mencetak prestasi dan menjaga jati diri budaya Karawang.
Harapan Baru untuk Masa Emas 2025–2028
Menutup pernyataannya, Soni berharap manajemen IPSI yang baru bisa menjawab tantangan dengan kerja nyata.
“Ini saatnya IPSI Karawang membuktikan bahwa kita bukan hanya penjaga tradisi, tapi juga pejuang prestasi,” tegasnya.
Dengan semangat baru, IPSI Karawang kini menatap periode emas 2025–2028 — masa di mana pencak silat bukan hanya jadi warisan budaya, tetapi juga simbol kebangkitan olahraga Karawang di pentas nasional.
