Potret-Indonesia.com, Magelang – Grup Kesenian Soreng Komunitas Warga Setuju berdiri sejak 1944 yang berupa tari Minak Koncer. Yakni tarian keprajuritan dengan kostum yang sudah terpengaruh Belanda dan diiringi dengan lagu religi dan perjuangan (hampir sama denga Kubro atau Ndolalak). Namun, pada 1964 ada warga yang memasukkan kisah Arya Penangsang agar tarian menjadi menarik, ada unsur cerita sejarah, dan berisi nasihat.
Tarian ini kemudian disebut sebagai tarian Soreng. Lebih lanjut, Slamet tidak menampik jika ada yang mengatakan bahwa Soreng kemungkinan memang berasal dari Ngablak. Terutama karena kesenian Soreng di Ngablak sudah lama dimiliki oleh masyarakat, sedangkan di daerah lain merupakan grup atau kelompok kesenian yang berdiri belum lama (sekitar 1980-an).
Pengakuan atas keberadaan grup kesenian Komunitas Soreng Warga Setuju (KSWS) antara lain dengan beberapa pementasan di berbagai daerah:
- Gedung Kesenian Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta
- Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ,Jakarta
- Festival for Peace di JITEC, Jakarta
- Hotel Pecatu, Bali
- Parade Budaya di Bali
- Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta
- Festival Walisongo di Surabaya
- Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
- Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta
- Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
- PRPP Semarang
- Parade Seni Jawa Tengah
- Gedung Permadani Jawa Tengah
- Gedung Gubernuran Jawa Tengah
- Festival Borobudur
- Mahakarya Borobudur
- Kolaborasi dengan seniman Sdr. Miroto di Jakarta
Penghargaan yang pernah diterima antara lain:
- Juara 1 Tingkat Kecamatan Ngablak
- Juara 1 Tingkat Kabupaten Magelang
- Juara 1 Tingkat Provinsi Jawa Tengah
- Juara 1 Tingkat Nasional (Festival Tari Nusantara)